Transformasi Taman Krueng Daroy Menjadi Wisata Modern

tamanaceh 1

Kota Banda Aceh – Tidak hanya dikenal sebagai pusat sejarah Kesultanan Aceh, tetapi juga sebagai kota yang terus berbenah untuk menghadirkan ruang publik yang nyaman bagi warganya. Salah satu bukti nyata dari upaya ini adalah transformasi Krueng Daroy, sebuah aliran sungai bersejarah yang dulunya terkesan kumuh, kini berubah menjadi taman kota modern dan destinasi wisata yang membanggakan. Proses perubahan ini bukan hanya soal fisik, melainkan juga kisah tentang kolaborasi pemerintah, masyarakat, dan semangat menjaga warisan sejarah.


Dari Sungai Kumuh Menjadi Ikon Kota

Beberapa tahun lalu, bantaran Krueng Daroy dikenal sebagai kawasan yang kurang terawat. Permukiman padat di sepanjang aliran sungai menjadikan tempat ini terkesan kumuh, jauh dari bayangan sebuah destinasi wisata. Padahal, secara historis, Krueng Daroy memiliki nilai penting sejak masa Sultan Iskandar Muda, karena sungai ini diduga menjadi salah satu jalur penghubung strategis di ibu kota kerajaan Aceh Darussalam.

Kesadaran akan pentingnya merawat sekaligus menghidupkan kembali kawasan ini mulai muncul ketika Pemerintah Kota Banda Aceh bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggulirkan Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) pada tahun 2018. Program ini menjadi titik awal perubahan wajah Krueng Daroy. Dari kondisi kumuh, kawasan ini ditata ulang dengan konsep ramah lingkungan, estetis, sekaligus fungsional sebagai ruang publik.


Revitalisasi yang Menghidupkan

Revitalisasi Krueng Daroy bukan sekadar mempercantik tampilan sungai. Proyek ini mencakup pembangunan pedestrian sepanjang hampir dua kilometer, pemasangan ratusan titik lampu taman, serta penambahan fasilitas duduk untuk pejalan kaki. Dengan infrastruktur baru tersebut, Krueng Daroy tidak lagi hanya menjadi aliran air, tetapi berubah menjadi jalur rekreasi yang nyaman bagi siapa saja.

Selain itu, mural-mural bertema sejarah dan budaya Aceh juga menghiasi dinding di sepanjang bantaran. Kehadiran mural ini tidak hanya memperindah pemandangan, tetapi juga menjadi media edukasi bagi generasi muda tentang kejayaan Aceh di masa lalu. Perpaduan seni, sejarah, dan alam inilah yang kemudian menjadikan Krueng Daroy berbeda dengan ruang publik lain di Banda Aceh.


Pusat Aktivitas Masyarakat

Sejak penataan kawasan selesai, Krueng Daroy semakin ramai dikunjungi. Setiap pagi dan sore, jalur pedestrian dipadati warga yang berolahraga, mulai dari jalan santai, jogging, hingga bersepeda. Pada malam hari, lampu-lampu yang menghiasi sepanjang sungai menciptakan suasana romantis, menjadikannya pilihan warga untuk bersantai bersama keluarga atau sahabat.

Tidak hanya itu, pembangunan Pujasera Seutui pada tahun 2021 semakin memperkuat fungsi kawasan sebagai pusat wisata. Kehadiran pujasera memberi ruang bagi pelaku UMKM lokal untuk menjajakan kuliner khas Aceh. Dari kopi gayo yang legendaris hingga aneka makanan tradisional, Krueng Daroy kini juga menjadi destinasi wisata kuliner yang menggoda.


Manfaat Ekonomi dan Sosial

Transformasi Krueng Daroy membawa dampak nyata bagi masyarakat sekitar. Kawasan yang dulunya tidak bernilai kini menjadi sumber ekonomi baru. Para pedagang, pelaku UMKM, hingga jasa transportasi lokal ikut merasakan manfaat dari peningkatan jumlah pengunjung. Lebih dari itu, taman ini juga memperkuat kohesi sosial warga karena menjadi tempat berkumpul, bersilaturahmi, sekaligus merayakan identitas budaya.

Festival budaya dan acara komunitas pun sering digelar di Krueng Daroy. Mulai dari jalan santai sejarah, pameran mural, hingga bazar produk lokal, semuanya menambah daya tarik wisata dan memperkaya pengalaman pengunjung.


Menuju Waterfront City Banda Aceh

Transformasi Krueng Daroy tidak berhenti di sini. Pemerintah Kota Banda Aceh terus berupaya melanjutkan penataan kawasan hingga terhubung dengan titik-titik penting lain di kota. Harapannya, konsep waterfront city dapat terwujud, sehingga Krueng Daroy bukan hanya taman biasa, tetapi menjadi ikon wisata yang merepresentasikan modernitas dan sejarah Banda Aceh sekaligus.


Penutup

Perjalanan Krueng Daroy dari sungai kumuh menjadi taman wisata modern adalah kisah inspiratif tentang bagaimana ruang publik dapat dihidupkan kembali dengan sentuhan kreativitas, kerja sama, dan kepedulian terhadap sejarah. Kini, Krueng Daroy tidak hanya menjadi tempat rekreasi, tetapi juga ruang belajar, pusat ekonomi, dan simbol kebangkitan Banda Aceh sebagai kota berperadaban. Transformasi ini mengajarkan bahwa menjaga warisan sejarah dan mempercantik lingkungan bukanlah dua hal yang terpisah, melainkan jalan yang seharusnya berjalan berdampingan.***

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *